Tottenham Hotspur resmi memutuskan untuk Pecat pelatih tim putri mereka, Robert Vilahamn, menyusul hasil buruk yang diraih tim musim ini. Klub mengumumkan keputusan tersebut pada hari Minggu setelah Spurs hanya finis di posisi ke-11 Liga Super Wanita Inggris, satu tingkat di atas zona degradasi. FOOTBALLS FUTURE, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Selama musim 2024/2025, tim wanita Tottenham hanya meraih lima kemenangan dari 22 pertandingan liga. Performa tersebut dinilai jauh di bawah ekspektasi manajemen, terutama setelah sebelumnya Vilahamn berhasil membawa Spurs finis di posisi keenam dan menjadi runner-up Piala FA pada musim lalu.
Keputusan pemecatan ini juga didasari oleh serangkaian kekalahan telak dari tim-tim papan atas seperti Chelsea, Arsenal, dan Manchester City. Tottenham bahkan menutup musim tanpa kemenangan dalam 10 pertandingan terakhir mereka di liga.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Warisan Vilahamn dan Harapan yang Tidak Tercapai
Robert Vilahamn sebenarnya meninggalkan sejumlah pencapaian positif selama dua musim membesut Tottenham Hotspur. Pelatih asal Swedia itu berhasil membawa tim wanita Spurs ke final Piala FA untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, meski akhirnya kalah dari Manchester United.
Musim lalu, di bawah asuhannya, Tottenham menunjukkan perkembangan signifikan dengan finis di posisi keenam. Namun, musim ini justru menjadi kemunduran besar, dengan tim kesulitan bersaing dan terpuruk di bagian bawah klasemen.
Meski demikian, klub mengakui kontribusi Vilahamn dengan menyatakan, “Ada beberapa momen istimewa selama masa jabatan Robert, termasuk mencapai final Piala FA untuk pertama kalinya.” Namun, mereka menegaskan bahwa hasil musim ini tidak memenuhi target yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Aitana Bonmati: Alasan Spanyol Kini Setara dengan Inggris dan AS di Sepak Bola Wanita
Perubahan Besar di Kubu Tottenham Hotspur
Keputusan memecat Robert Vilahamn terjadi hanya dua hari setelah Tottenham juga memberhentikan pelatih tim putra, Ange Postecoglou. Kedua keputusan ini menandai perubahan besar dalam struktur kepelatihan klub, baik di tim pria maupun wanita.
Postecoglou sebenarnya sempat memberikan harapan dengan membawa Spurs meraih gelar Liga Eropa UEFA, mengakhiri puasa trofi selama 17 tahun. Namun, posisi ke-17 di Liga Premier dinilai sebagai kegagalan yang tidak bisa ditolerir.
Kini, manajemen Tottenham harus segera mencari pengganti Vilahamn yang mampu membangkitkan kembali performa tim wanita. Beberapa nama pelatih berpengalaman di Liga Super Wanita Inggris diperkirakan akan masuk dalam daftar kandidat.
Tantangan ke Depan untuk Tottenham Hotspur
Dengan kepergian Vilahamn, Tottenham Hotspur memasuki fase baru dengan tantangan yang tidak mudah. Tim wanita mereka harus segera dibenahi agar tidak terjerumus ke dalam persaingan degradasi musim depan.
Selain itu, klub juga perlu memastikan bahwa pelatih baru yang akan datang memiliki visi yang jelas untuk membangun tim yang lebih kompetitif. Perekrutan figur yang tepat akan menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan diri pemain dan fans.
Di sisi lain, perubahan manajemen di tim pria dan wanita menunjukkan ambisi Tottenham untuk melakukan restrukturisasi besar-besaran. Apakah langkah ini akan membawa hasil positif atau justru memperburuk situasi, masih harus dibuktikan di musim-musim mendatang. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik foottballsfuture.com.