Ivan Juric – Dipecat Roma, Apa Kata Statistik dan Perbandingan?

Bagikan

Ivan Juric – Dipecat Roma, Apa Kata Statistik dan Perbandingan?

Ivan Juric baru-baru ini mengalami peristiwa yang cukup mengejutkan dalam karier kepelatihannya dengan dipecat dari jabatannya sebagai manajer AS Roma hanya dalam waktu kurang dari dua bulan sejak ia dilantik.

Pemecatan ini menyusul kekalahan timnya dengan skor 3-2 dari Bologna, yang membuat Roma terjebak di posisi ke-12 Serie A dan hanya empat poin di atas zona degradasi.

Latar Belakang Karir Ivan Juric

Ivan Juric, yang lahir pada 25 Agustus 1975 di Split, Kroasia, dikenal sebagai mantan pemain dan pelatih profesional yang menghabiskan sebagian besar karier bermainnya di posisi gelandang. Ia memulai karir sepak bolanya di Hajduk Split sebelum berpindah ke Sevilla FC dan kemudian ke Crotone serta Genoa. Setelah pensiun dari bermain pada tahun 2010, Juric melanjutkan karirnya sebagai pelatih, membuat nama untuk dirinya sendiri dengan membawa Crotone promosi ke Serie A untuk pertama kalinya pada musim 2016-2017.

Sebelum menjabat sebagai pelatih Roma, Juric terkenal karena keberhasilannya di Hellas Verona, di mana ia mampu memimpin tim tersebut bertahan di papan tengah Serie A, meskipun dengan anggaran terbatas. Di sana, ia dikenal dengan taktik ofensif dan kolektif yang mengutamakan pertahanan yang solid dengan pendekatan 3-4-2-1 yang sering diterapkannya. Selain itu, Juric juga pernah menangani Torino, sebelum kembali mengambil alih Roma pada September 2024.

Statistik Kepelatihan Juric di AS Roma

Statistik manajerial Ivan Juric di Roma menunjukkan bahwa ia hanya memiliki 12 pertandingan di bawah asuhannya, dengan catatan hasil yang cukup mengecewakan. Berikut adalah beberapa statistik penting selama masa jabatannya:

Pertandingan: 12

Menang: 4

Kalah: 5

Imbang: 3

Gol yang dicetak: 15

Gol yang kebobolan: 17

Persentase kemenangan: 33,33%

​Statistik menunjukkan bahwa meskipun ia berhasil menang dalam beberapa pertandingan, hasil secara keseluruhan gagal memenuhi ekspektasi klub, yang harus bersaing di papan atas Serie A.​

3. Perbandingan Statistik Juric dengan Pelatih Lain

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang performa Juric, kita perlu membandingkannya dengan pelatih lain di Serie A. Berikut adalah beberapa statistik pelatih yang dapat dibandingkan dengan Juric:

1. Maurizio Sarri (Lazio)

Pertandingan: 12

Menang: 7

Kalah: 3

Imbang: 2

Persentase kemenangan: 58,33%

2. José Mourinho (Roma)

Pertandingan: 12 (sebelum pemecatan)

Menang: 5

Kalah: 4

Imbang: 3

Persentase kemenangan: 41,67%

3. Stefano Pioli (AC Milan)

Pertandingan: 12

Menang: 6

Kalah: 2

Imbang: 4

Persentase kemenangan: 50%

Dari perbandingan di atas, terlihat bahwa Juric memiliki persentase kemenangan yang lebih rendah dibandingkan dengan Sarri dan Pioli, serta sangat mirip dengan Mourinho pada saat menjabat. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Juric memiliki kemampuan taktik yang baik, hasil yang dicapai di Roma tidak memadai untuk level ekspektasi klub.

Taktik dan Gaya Permainan Juric

Salah satu aspek yang paling menarik dari Juric sebagai pelatih adalah taktik dan filosofi bermainnya. Ia dikenal mengutamakan pendekatan defensif yang kuat, menempatkan timnya dalam formasi 3-4-2-1. Juric mementingkan man-marking dan menekan tinggi, meskipun selama di Roma, timnya tidak terlihat seagresif ketika ia melatih di Hellas Verona.

Tim Juric sering menggunakan sistem fleksibel yang dapat bertransisi dengan cepat antara pertahanan dan serangan. Ketika tim kehilangan bola, mereka segera berusaha untuk merebut kembali kendali dengan melakukan tekanan ke pemain lawan, dan ketika mendapatkan bola, mereka langsung berusaha melakukan serangan balik yang cepat.

Namun, di Roma, tampaknya taktik yang diterapkan tidak memberikan hasil yang optimal. Banyak pengamat sepak bola merasa bahwa pemain Roma tidak cukup memahami filosofi Juric, yang mengakibatkan inkonsistensi dalam penampilan.

5. Analisis Alasan Pemecatan

Pemecatan Juric dari Roma terjadi dalam konteks krisis yang lebih besar yang dihadapi klub. Beberapa alasan utama yang mungkin berkontribusi pada keputusan ini meliputi:

5.1. Performansi Buruk

Hasil yang buruk selama masa kepelatihan Juric, dengan hanya satu kemenangan dalam enam pertandingan terakhir, membuat posisi klub di klassemen semakin terancam. Kekalahan melawan Bologna di kandang adalah pukulan telak yang membuat klub memutuskan untuk memecatnya.

Seperti yang diungkapkan oleh beberapa laporan, kondisi internal di klub cukup tegang. Para penggemar Roma menunjukkan ketidakpuasan atas performa tim, dan hal ini menciptakan atmosfer tekanan yang tidak sehat bagi Juric. Selain itu, beberapa pemain mungkin tidak merasa nyaman dengan metode manajerial Juric, yang dikabarkan berulang kali berbeda pandangan dengan pihak manajemen klub.

Roma adalah klub yang memiliki sejarah cukup panjang dan ambisi untuk bersaing di level tertinggi, baik di liga domestik maupun Eropa. Dengan jatuhnya performa yang tajam, manajemen Roma merasa perlu untuk melakukan perubahan cepat demi menyelamatkan musim.

6. Potensi Pelatih Pengganti

Setelah pemecatan Juric, AS Roma kini dihadapkan dengan tugas untuk mencari pelatih pengganti yang dapat membawa perubahan positif. Beberapa nama yang muncul di permukaan sebagai calon pengganti termasuk:

Roberto Mancini: Mancini, mantan manajer timnas Italia, memiliki pengalaman luas di dunia sepak bola dan diharapkan dapat mengembalikan mentalitas pemenang di Roma.

Claudio Ranieri: Ranieri, yang memiliki sejarah baik di Roma dan dikenal akan kemampuannya dalam menghadapi tekanan, bisa menjadi pilihan yang cocok.

Massimiliano Allegri: Dengan reputasi sebagai pelatih yang sukses, Allegri bisa menjadi pilihan untuk membawa Roma kembali ke jalur kemenangan.

Kesimpulan

Ivan Juric memiliki perjalanan karier yang menarik dan penuh warna, tetapi pemecatannya dari AS Roma menunjukkan bahwa sepak bola seringkali memiliki cara mendramatisasikan perjalanan seorang pelatih. Meskipun ada statistik yang mendukung kemampuannya, hasil akhir menjadi penentu berapa lama seorang pelatih bisa bertahan.

Roma kini harus melihat ke depan, mencari pelatih yang tepat untuk mengarahkan mereka kembali ke jalur yang benar. Sementara itu, Ivan Juric mungkin perlu merenungkan pendekatan dan taktiknya agar siap untuk tantangan berikutnya dalam karir manajerial yang mungkin akan ia jalani. Dengan pelajaran dari pengalaman ini, siapa tahu, Juric mungkin akan kembali lebih kuat di masa depan.